Kemunculan Rasi Bintang Baru  OphiuchusSebenarnya bintang baru ini bukanlah sistem rasi bintang baru yang menjadi dasar perhitungan bintang. Dalam astronomi, dikenal ada 88 rasi bintang yang berada di langit. Ophiuchus adalah salah satu dari 88 rasi bintang, dan juga satu dari 48 rasi yang didaftar oleh astronom ternama dunia, Claudius Ptolemaeus (Ptolemy), yang hidup tahun 90 hingga tahun 168.

 

Perlu dibedakan antara astronomi dan astrologi. Astronomi adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik, dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.

 

Sedangkan astrologi adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tatasurya (planet, bulan, matahari) dengan nasib manusia. Astrologi menekankan pada pengaruh bintang terhadap karakter, ramalan akan hidup dari sisi percintaan, kesehatan, keuangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

 

Ophiuchus juga sebenarnya masuk dalam zodiak modern Barat yang selama ini hanya memasang 12 zodiak yang dikenal. Ophiuchus yang dalam bahasa Yunani berarti si Penangkap Ular ini menjadi satu-satunya yang tidak memiliki lambang astrologi. Mengapa tahun ini tiba-tiba Ophiuchus dimasukkan dalam sistem penamaan zodiak?

 

Ceritanya bermula saat rasi bintang ditemukan kembali oleh astronom saat mendekati matahari Februari 2006 silam. Menurut BBC, berdasarkan pengamatan astronom dunia, rasi bintang Ophiuchus sudah mendekati matahari dan memunculkan supernova spektakuler.

 

Jurnal ilmiah dunia, Nature, juga melaprokan bintang-bintang di rasi ini sangat terang dan tampak jelas di kosmos. Sebegitu terangnya hingga Ophiuchus bisa dilihat dari bumi tanpa peralatan teleskop sekalipun. Adalah astronom Denmark, Tycho Brahe, pada tahun 1572 yang pertama kali melihat kemunculan rasi itu.

 

Rasi yang baru menampakkan dirinya lagi ini sebelumnya tidak dikenali dan hanya disebut sebagai New Star. Namun, astronomi modern membuktikan, rasi yang dilihat oleh Brahe sama dengan rasi bintang yang dilihat astronom Februari 2006 lalu.

 

Astronom dari Harvard University, Jeno Sokoloski, menyatakan di masa dalam abad terakhir, ada beberapa ledakan supernova yang mengindikasikan adanya pergeseran rasi. Dimulai secara lambat dan hanya sekejap dalam dua hari, dan hal itu mengindikasikan kepada kami bahwa terjadi ledakan massif.

 

Bahkan sebenarnya, hampir kolaps, kata Sokoloski menjelaskan akibat ledakan itu. Ini pulalah yang mendasari para astrologi memasukkan Ophiuchus dalam sistem zodiak modern yang merujuk pada zodiak Barat

 

Astrolog memastikan zodiak baru ini akan masuk dalam sistem penamaan bintang karena rasi bintang biasanya memakan waktu ratusan tahun untuk bergeser kembali. Rasi bintang Ophiuchus pertama kali muncul di abad kedua. Ptolemy mendaftarkan sebagai bintang ke-29 dari 48 rasi bintang.

 

Diperkirakan rasi ini akan muncul kembali dalam jangka waktu 1.700 tahun lagi. Alasan Ophiuchus tidak dimasukkan dalam astrologi barat selama ratusan tahun karena hanya ada 12 rasi bintang yang selama ini mengikuti perputaran benda-benda langit dalam sistem tatasurya seperti bulan, planet, dan matahari. Karena baru, para astrolog belum menemukan karakteristik serta peruntungan orang-orang yang lahir di zodiak Ophiuchus.

 

Perubahan zodiak yang baru

  • Capricornus (21 Januari-16 Februari)
  • Aquarius (16 Februari-11 Maret)
  • Pisces (11 Maret-18 April)
  • Aries (18 April-13 Mei)
  • Taurus (13 Mei-22 Juni)
  • Gemini (22 Juni-21 Juli)
  • Cancer (21 Juli-10 Agustus)
  • Leo (10 Agustus-16 September)
  • Virgo (16 September-31 Oktober)
  • Libra (31 Oktober-23 November)
  • Scorpio (23 November-29 November)
  • Ophiuchus (29 November-18 Desember)
  • Sagitarius (18 Desember-21 Januari)

http://www.lienaaifen.com/umum/kemunculan-rasi-bintang-baru-ophiuchus/

Lubang Hitam : Black Hole

Posted: March 15, 2011 in Astr0n0miku

Dengan gaya gravitasinya yang sangat spektakuler lubang hitam adalah monster kosmis tersendiri. Jurang ketiadaan ini bahkan melenyapkan cahaya.

Lubang hitam (black hole) sering dihubungkan dengan hilangnya benda-benda kosmis bahkan wahana udara sekalipun, seperti pernah disinggung dalam rubrik ini berkaitan dengan hilangnya banyak pesawat di Segitiga Bermuda dan Samudera Atlantik Utara. Pro dan kontra pendapat mengenai hal ini memang tak pernah surut. Cerita seputar Segitiga Bermuda pun sepertinya tetap misterius, dan menjadi bahan tulisan yang tidak ada habis-habisnya.

Dalam bahasan fenomena kali ini, baiklah kita tinjau sedikit apa sebenarnya lubang hitam atau yang disebut para ilmuwan sebagai singularitas dari bintang redup yang mengalami keruntuhan gravitasi (gravitational collapse) sempurna ini.

Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.

Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.

Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.

https://i0.wp.com/www.dailygalaxy.com/photos/uncategorized/2008/03/17/black_hole_big_2_3.jpg

Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.

Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.

Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.

Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm! (Allahu Akbar, hanya Tuhan lah yang bisa melakukannya).

Cakram gas

Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam.

Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite *SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.

Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.

Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.

Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam!

“Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.

Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya?

sumber :

http://forum.detik.com/

Lubang Hitam : Black Hole

ASAL – USUL RASI BINTANG

Posted: March 15, 2011 in Astr0n0miku

Dalam banyak peradaban kuno sebelum masehi bintang-bintang mempunyai kedudukan yang tinggi. Orang-orang zaman dahulu percaya bintang-bintang di langit mempunyai pengaruh terhadap kehidupan mereka di bumi. Mereka melihat bintang-bintang tersebut sebagai suatu pola -kini dikenal sebagai konstelasi atau rasi bintang- yang menempati suatu wilayah tertentu di langit. Berkembanglah mitologi atau legenda dari berbagai peradaban kuno tentang rasi-rasi bintang.

Catatan tentang rasi bintang dapat ditemukan dalam buku karya Ptolemaeus, Almagest, dimana disebutkan di dalamnya tentang 48 buah rasi bintang yang dikenal saat itu. 47 diantaranya sama dengan yang dikenal saat ini. Sejak tahun 1928 International Astronomical Union (IAU) meresmikan 88 buah rasi bintang berikut batas-batas rasinya untuk menghindari adanya “sengketa” wilayah antara satu rasi dengan yang lainnya. Pemetaan langit seperti ini berguna sebagai “alamat” bintang-bintang, galaksi, dan obyek langit lainnya sehingga memudahkan kerja para astronom dalam penelitian astronomi.

Nama rasi bintang sendiri adalah hasil kesepakatan yang diambil dari nama yang telah ada sebelumnya, misalnya yang diambil dari karya Ptolomeus berjudul ALMAGEST. Nama-nama rasi bintang kebanyakan berdasarkan mitologi Yunani dan Romawi. Sebenarnya tiap daerah tentu punya nama nya sendiri-sendiri, sebagai contoh di Indonesia, bintang terang dalam rangkaian ORION, dikenal sebagai bintang WALUKU.

Dari banyak rasi bintang yang ada, terdapat 12 rasi yang dikenal dengan nama ZODIAK. Zodiak dapat diartikan sebagai wilayah tempat dua belas rasi bintang yang tampak dari bumi dilintasi oleh matahari setiap tahunnya. Revolusi bumi mengelilingi matahari tiap tahunnya menyebabkan matahari tampak seolah-olah bergerak dalam lintasan yang sama tiap tahunnya – meskipun ini tidak benar karena adanya gerak presesi yang mengakibatkan perubahan perlahan-lahan dalam posisi benda langit, dalam kurun waktu yang sangat lama. Lintasan matahari itu disebut ekliptika. Dalam gerak semu tahunannya itu matahari tampak dari bumi melintasi duabelas rasi bintang yang sama pada suatu saat setiap tahunnya.

Zodiak ini dikenal oleh bangsa Babilonia sejak abad 2000 SM. Dari zodiak inilah selanjutnya kita mengenal pembagian nama bintang berdasarkan kelahirannya. Dua belas rasi tersebut,  adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces. Dan hal ini juga dikaitkan dengan kepercayaan bahwa bintang-bintang itu memberi pengaruh kepada kehidupan manusianya.

Tetapi kali ini kita bukan sedang membicarakan tentang ramalan bintang. Kalau  itu sih serahkan kepada ahlinya aja. Dalam ilmu astronomi sendiri zodiak tidak menempati kedudukan yang teristimewa selain karena letaknya yang “strategis” tampak dilewati matahari setiap tahunnya. Tidak seperti dalam dunia astrologi dimana zodiak dianggap mempunyai pengaruh terhadap segala peristiwa di bumi.

MANFAAT RASI BINTANG
Meskipun begitu, rasi bintang, termasuk zodiak diantaranya, bermanfaat bagi manusia. Pada dasarnya kegiatan mengelompokkan bintang dan “menganugerahinya” bentuk secara suka-suka telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Telah sejak lama pula rasi-rasi bintang di langit digunakan manusia sebagai petunjuk arah dan waktu. Salah satu contohnya adalah Big dipper atau Ursa Major yang sejak dahulu telah digunakan sebagai petunjuk arah utara. Agaknya orang-orang zaman dahulu telah menyadari bahwa rasi bintang muncul pada saat dan wilayah langit yang sama dalam kurun waktu tertentu setiap tahunnya sehingga dapat digunakan untuk keperluan navigasi.

KISAH – KISAH

Nenek moyang bangsa kita dahulu melihat tujuh bintang ini sebagai bintang biduk atau sampan, perahu. Lain di barat, lain di timur. Bagi orang Yunani kuno rasi ini tampak sebagai seekor beruang karena mereka tidak hanya melihat ketujuh bintang saja tetapi dengan bintang-bintang lainnya di sekitar tujuh bintang tersebut. Jadilah mereka melihat bentuk beruang pada rasi itu. Bagi orang Romawi rasi ini tampak tidak hanya sebagai beruang biasa tetapi sebagai beruang besar, disebut Ursa Major. Rasi ini kini lebih dikenal sebagai big dipper atau gayung raksasa.

Salah satu rasi bintang yang dikenali oleh banyak peradaban dan memiliki beragam kisah adalah Rasi Leo, rasi yang digambarkan sebagai singa perkasa. Dalam mitologi Yunani Rasi Leo dikisahkan sebagai singa raksasa yang terkenal buas, yang harus dikalahkan Herkules demi memenuhi tugas yang diberikan oleh dewi Hera. Herkules berhasil memenangi pertarungan sengit tersebut. Sebagai penghormatan, dewi Hera menempatkan singa buas tersebut di satu bagian langit, menjadi singa yang tak lagi mematikan.

Lain lagi menurut orang-orang Mesir kuno. Bagi mereka Leo bukanlah satu makhluk yang harus dikalahkan Herkules, melainkan salah satu dewa yang mereka sembah, dewa singa yang sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tidak hanya orang-orang Yunani dan Mesir yang melihat bentuk singa pada rasi ini. Orang-orang Sumeria juga telah melihat bentuk singa dan menyebutnya Ser. Orang-orang Turki menyebutnya Artan. Orang-orang Syria menyebutnya Aryo. Arye bagi orang-orang Yahudi dan Aru bagi orang-orang Babylonia. Beragam sebutan dengan makna yang sama, singa.

Banyak lagi kisah-kisah menarik yang lahir dari memandangi langit malam, Rasi Leo hanya salah satunya

Dari berbagai sumber ..

BINTANG – BINTANG …

 

Rasi bintang orion


Rasi bintang Orion adalah salah satu rasi bintang yang cukup terkenal. Batas wilayah Rasi bintang Orion digambarkan dalam garis kuning putus-putus.

Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.

Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.

Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper

http://bulanhitam.blogspot.com/2010/12/rasi-bintang-orion.html

Mengenal Bintang

Posted: March 15, 2011 in Astr0n0miku

DI langit malam yang cerah tanpa bulan, kita akan bisa melihat ribuan bintang dengan mata telanjang. Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya dari dalam dirinya sendiri, seperti Matahari. Matahari sendiri adalah sebuah bintang. Matahari kelihatan sangat besar dan terang karena jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan dengan bintang-bintang lainnya. Jarak Matahari dengan Bumi hanyalah 150 juta kilometer.

Kalau diukur dengan cahaya, yang kecepatannya sekitar 300 km per detik, jarak Matahari ke Bumi adalah sekitar delapan menit. Bandingkan dengan bintang lain yang paling dekat, yakni Proxima Centauri, yang jaraknya sekitar empat setengah tahun cahaya. Sebagian besar bintang memiliki jarak yang lebih jauh. Ada yang jaraknya ribuan, atau bahkan jutaan, tahun cahaya. Ini artinya, cahaya bintang yang kita lihat sekarang itu dipancarkan ketika dinosaurus masih hidup di Bumi.

Rasi

Berapa sebenarnya jumlah bintang di alam semesta? Kita tidak tahu dengan pasti. Namun para ilmuwan yakin bahwa terdapat miliaran miliar (angka 1 dengan 18 atau lebih nol di belakangnya) bintang di alam semesta.

Mengapa cahaya bintang kelihatan berkelap-kelip di langit? Sebabnya, ketika melewati atmosfer Bumi, cahaya dari bintang mengalami pembelokan berkali-kali.

Bintang-bintang sebenarnya bergerak satu sama lain dengan kecepatan yang sangat tinggi. Namun di langit, karena sangat jauh dari Bumi, letak bintang satu dengan lainnya kelihatan tetap. Dari sinilah orang-orang zaman dulu membayangkan bahwa kelompok bintang tertentu membentuk gambar tertentu, misalnya mirip seorang pemburu, kepiting, kepala banteng, naga, dan lain-lain. Kelompok bintang ini dinamakan rasi.

 

Lubang Hitam

Bintang-bintang memiliki ukuran yang berbeda. Matahari, yang bergaris tengah lebih dari 1 juta kilometer, adalah bintang berukuran sedang. Banyak bintang lain yang berukuran jauh lebih besar, bisa ribuan kali, dibanding Matahari. Bintang-bintang tersebut dinamakan bintang raksasa. Sebaliknya, bintang-bintang lain berukuran jauh lebih kecil sehingga disebut bintang kate (katai). Bintang kate ada yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan Bumi.

Menjelang kematiannya, sebuah bintang bisa meledak. Ledakan bintang ini disebut nova. Istilah ini berarti “baru” karena seolah-olah telah lahir sebuah bintang baru. Kalau bintang yang meledak berukuran besar, maka ledakannya juga sangat besar, sampai-sampai menghancurkan bintang-bintang lain. Ledakan bintang besar ini disebut sebagai supernova.

Setelah meledak, materi bintang yang tersisa akan mengerut dan memadat dengan kepadatan yang luar biasa dan gravitasinya begitu kuat sampai-sampai cahaya pun tak bisa lepas. Materi bekas bintang inilah yang disebut black hole (lubang hitam). (*)

http://www.anneahira.com/bintang.htm

BANDUNG, KOMPAS.com — Sebuah obyek luar angkasa misterius yang dinamakan 2010 AL30 diketahui tengah mendekati dan menuju Bumi. Pada Kamis (13/1/2010), benda yang diduga asteroid ini diperkirakan akan mencapai titik terdekat di Bumi, yaitu sepertiga jarak Bumi-Bulan.

Obyek yang diperkirakan berukuran 18 meter ini tengah menjadi perhatian astronom dunia. Seperti dilaporkan Discovery, meskipun diketahui terus mendekat ke Bumi, asteroid ini tidak menimbulkan ancaman langsung.

Pada Kamis, batu angkasa ini akan berada di jarak 130.000 kilometer dari Bumi atau sekitar sepertiga dari jarak Bumi ke Bulan. Sangat jarang ada obyek seperti asteroid yang berada pada jarak sedekat ini sebelumnya. Masih belum bisa dipastikan apakah obyek angkasa ini betul asteroid atau bukan. Penemuan 2010 AL30 terbilang sangat baru, yaitu 11 Januari lalu.

Beberapa ahli berpendapat, berdasarkan karakteristik bentuk orbit dan jangka waktu evolusi mengelilingi matahari yang serupa dengan Bumi, diyakini bahwa benda angkasa itu adalah sampah antariksa yang kebetulan mengorbit jauh dari astmosfer Bumi. Namun, pendapat tersebut dibantah oleh Alan W Harris, peneliti senior dari Space Science Institut, AS, karena 2010 AL30 tidak terlihat artifisial.

“Orbitnya tidak menyerupai lintasan bekas pesawat angkasa,” ujarnya. Menurutnya, benda angkasa ini layaknya asteroid yang memotong lintasan Bumi lainnya. Hanya, kebetulan, orbitnya sempurna, yaitu menyerupai Bumi.

Kepastian bahwa benda ini asteroid atau bukan hanya bia dipastikan pada Kamis nanti, yaitu saat benda ini mendekati Bumi. Radar Goldstone milik NASA yang berada di Gurun Mojave dijadwalkan akan mengidentifikasi benda ini pada Rabu (13/1/2010). Pantulan gelombang yang ditembakkan ke benda ini akan memastikan wujudnya.

Terlepas pro dan kontra mengenai wujud benda ini sebenarnya, Andera Boattini dari Catalina Sky Survey mengatakan, kemunculan 2010 AL30 merupakan ujian dari sistem mitigasi di Bumi dalam menghadapi ancaman asteroid yang mungkin saja menghujam Bumi. Untungnya, meskipun mengarah ke Bumi, benda angkasa seukuran ini relatif tidak membahayakan penduduk. Sebab, kalaupun menabrak Bumi, benda yang kekuatan ledakannya setara bom atom kecil ini akan langsung hancur begitu menyentuh atmosfer.

Hingga hari ini, Spaceweather merilis, setidaknya ada 1.092 asteroid yang memiliki potensi menabrak Bumi. Ukuran panjangnya bermacam-macam, mulai dari yang kecil, yaitu 18 meter seperti 2010 AL30 hingga 1,4 kilometer macam 24761 Ahau yang kini berada masih jauh dari Bumi.

http://sains.kompas.com/read/2010/01/13/19084719/Asteroid.Misterius.Saat.Ini.Sedang.Mendekati.Bumi

SOFTWARES AND APLIKASI ASTRONOMI

Posted: March 14, 2011 in IT

Software Gratis Mengenal Alam Semesta
Posted on February 25, 2009 by Resika Arthana 

Alam semesta sangat luas. Menyimpan jutaan rahasia yang bisa melampaui batas pikiran manusia. Tidak hanya mahasiswa atau pelajar yang tertarik untuk mengenal angkasa luar, masyarakat umum pun masih sangat tertarik tentang hal ini. Siapa yang bisa menebak ada apa saja diluar sana? Jalan-jalan ke luar angkasa? Itu sebagai mimpi bagi orang seperti kita. Kecuali anda seorang astronot, mungkin anda bisa jalan-jalan ke luar angkasa sana. Jangan berkecil hati, kita masih bisa mengetahui ada apa diluar sana, bagaimana sistem tata surya kita dan tata letak planet-planet serta bintang di angkasa. Berikut adalah software (aplikasi) yang bisa memandu kita atau memvisualisasikan angkasa luar yang ditampilkan di layar monitor.

Asynx Planetarium v2.50
Asynx Planetarium merupakan aplikasi ringan namun sangat membantu dalam hal mempelajari ilmu perbintangan serta tata surya. Dengan sistem virtual yang ada, Anda bisa melihat siklus perputaran sistem tata surya serta pergerakan yang terjadi. Hal ini juga membantu untuk memprediksi cuaca yang akan datang.

Situs web: www.asynx-planetarium.com
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Semua Windows

Celestia 1.5.1

Dengan Celestia, Anda bisa menjelajah tata surya secara virtual mulai dari mengelilingi angkasa, mengamati jajaran planet dari stasiun angkasa luar hingga menginjakkan kaki di sejumlah planet. Aplikasi bertampilan 3D yang lumayan apik ini memang memperlakukan dirinya sebagai pesawat ruang angkasa dengan aneka fitur pengamatan yang lengkap.

Situs web: www.shatters.net/celestia
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Windows 98SE/ME/NT/2000/XP/2003

CNebulax 1.7.5

CNebulax bisa dibilang aplikasi yang sangat cocok bagi para peminat astronomi yang sangat serius mendalami ilmu perbintangan. Jangan dulu putus asa melihat tampilannya yang rumit, karena terdapat panduan cepat mengenai penggunaannya diawal aplikasi. Untuk astronom pemula, aplikasi ini bisa dimanfaatkan untuk memantau pergerakan obyek langit yang umum seperti planet dan bulan, sekaligus menggali informasi detil mengenai setiap obyek.

Situs web: http://www.uv.es/jrtorres/CNebulaX.htm
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Windows 98SE/ME/NT/2000/XP/2003/Vista

CyberSky 4.04

Tampilannya memang sederhana berdimensi 2D namun penjelasan serta informasi yang ada cukup lengkap dan detil. Anda bisa mencari nama bintang ataupun planet pada menu search dan secara otomatis, aplikasi ini akan mencarinya bahkan hingga diluar galaksi kita.

Situs web: http://www.cybersky.com/index.htm
Lisensi: Shareware 30 hari (US$ 32,95)
Spesifikasi: Windows 98SE/ME/2000/XP/2003/Vista

Google Earth 5.0.11337.1968 Beta

Google Earth merupakan aplikasi yang paling populer dari semua yang kami sertakan kali ini. Terkenal dengan tampilan bumi beserta isinya yang cukup akurat, namun juga menyertakan ‘denah’ angkasa luar secara virtual. Pada versi terbaru ini disertakan fitur eksplorasi lautan yang cukup detail.

Situs web: http://earth.google.com/
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Windows XP/Vista

Hallo Northern Sky 2.3.0N

Jangan remehkan tampilannya yang sederhana. Lihat fitur dan fasilitasnya lebih dalam, maka Anda bisa mengobservasi langit lebih leluasa. Sekilas tampilan ini mirip radar atau semacam grafik berisi titik-titik. Secara default, obyek-obyek langit yang tampil tidak ditampilkan secara detil dan 3 dimensi. Na,im jika Anda mengetik tombol Ctrl+F maka beberapa obyek langit ditampilkan sesuai aslinya dengan tekstur pelengkap.

Situs web: www.hnsky.org
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Windows 98SE/ME/NT/2000/XP/2003

Microsoft WorldWide Telescope 2.1.6.1

Sesuai namanya, aplikasi besutan Microsoft ini merupakan aplikasi virtual teleskop dalam memantau seluruh jajaran tata surya dengan tampilan yang cukup detil.

Situs web: www.microsoft.com
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Windows XP/Vista

NASA World Wind 1.4

Salah satu proyek edukasi yang diluncukan NASA dalam memberikan gambaran tata surya dengan isinya. Hasil gambar yang didapat ditangkap menggunakan satelit Landsat 7 yang memungkinkan gambar yang ada tampil dalam mode 3D. Tampilan landscape bumi sendiri mengingatkan akan Google Earth dengan detil yang jelas.

Situs web: http://worldwind.arc.nasa.gov/
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Windows 2000/XP/Vista

Sky Atlas v1.0

Sky Atlas merupakan aplikasi astronomi paling sederhana. Sesuai namanya, versi gratis-nya hanya menapilkan ‘denah’ dari sistem tata surya. Selain itu kita bisa memprediksikan apa yang akan terjadi beberapa saat kedepan, sehingga berguna untuk mempredisksi cuaca dan lainnya.

Situs web: http://pyxiscamera.htohananet.com/SkyAtlas/index.html
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Semua Windows

Solar System 3D Simulator
Aplikasi yang satu ini cocok untuk menjadi panduan bagi para pelajar. Dengannya Anda bisa dapat mempelajari bagaimana sistem kerha tata surya khususnya untuk galaksi bima sakti. Seperti namanya, aplikasi ini memang hanya sebagai simulasi saja, bagaimana planet mengorbit dan matahari sebagai pusat orbit.

Situs web: http://www.sciencefair-projects.org/
Lisensi: Freeware
Spesifikasi: Semua Windows

`Stellarium 0.10.0Tampilan aplikasi ini sangat indah. Saat pertama kali menjalankannya, Anda seakan-akan beada ditengah padang rumput dimana langitnya ditaburi bintang, persis sepeti saat duduk ditengah ruang planetarium.Situs web: stellarium.orgLisensi: FreewareSpesifikasi: Semua Windows

Winstars 2.0

Bagaimana bila rupa aplikasi Celestia dan Stellarium digabung menjadi satu? Winstars 2.0-lah jawabannya. Disebut gabungan karena Winstar memiliki modus tampilan tata surya (seperti Celestia) dan juga tampilan planetarium seperti Stellarium. Jadi jika hendak menjelajahi ruang angkasa gunakan modus solar system dibawah menu Observation Mode. Sedangkan jika hanya ingin memandang langit gunakan Planetarium mode.

Situs web: www.winstars.net

Lisensi: Shareware (US$ 16,5)

Spesifikasi: Windows 98SE/ME/2000/XP

http://www.facebook.com/topic.php?uid=115869498443747&topic=454

Gambaran KIAMAT

Posted: March 14, 2011 in saintis islam

Tanda-tanda Kiamat dalam semua kitab berbagai agama sudah dibahas sedemikian rupa dan merupakan fenomena dahsyat akhir zaman. Lalu bagaimanakah prediksi kiamat menurut ilmu pengetahuan khususnya ilmu astronomi?

Kiamat Menurut Ilmu Alam Semesta

Bahwa bumi akan hancur berkeping-keping seperti kapas berterbangan. Beberapa penelitian ilmuwan membuktikan bahwa kiamat adalah kepastian. Hanya kapan itu terjadi adalah rahasia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, mari kita lihat pandangan dan perhitungan para ilmuwan.
Jika kita rajin mendengar keterangan-keterangan dariweb NASA, mereka pernah mengatakan bahwa sudah banyak planet yang berbalik arah putar. Jika pada planet bumi kita ini matahari masih terbit dari arah timur, maka dalam beberapa tahun ini terdapat beberapa fenomena baru yang menurut mereka planet lain sudah mulai berbalik arah dan matahari terbit dari arah barat. Dari sisi ilmiah, inilah pertanda akhir jaman mendekati kiamat.

1. Mengenai planet X (nibiru).

Adalah menurut para ilmuwan, dari sekian banyak planet yang berbalik arah putar. Mereka menemukan adanya planet dari galaksi lain yang bergerak memasuki orbit dalam tata surya kita. Planet ini kemudian diberi nama planet X (Nibiru).

Planet X
Planet Nibiru adalah bintang lain yang tertarik gravitasi matahari lalu masuk ke tatasurya kita. Parahnya dia berrevolusi berlawanan dengan revolusi bumi dan planet lain di tatasurya kita. Jalurnya pas di jalur bumi. Sehingga pada suatu masa bumi akan ditabrak oleh benda yang besarnya 100 kali lipat dengan sama-sama kecepatan superdahsyat. Bisa dibayangkan seperti apa kemungkinannya. Pasti hancur berkeping-keping.

Inilah perbandingan besar bumi dengan Nibiru

Ilmuwan menyebut 50 tahun lagi planet x ini akan memasuki orbit tata surya kita sejak ditemukan tahun 2003. Berarti kiamat boleh terjadi pada tahun 2053 ? Allah-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.

Kira-kira seperti inilah kalau bumi kita di tabrak

2. Awan Smith.

Awan Smith, diambil dari nama Gail Smith, seorang astronom AS yang mendeteksinya pertama kali pada tahun 1963 saat meneliti di Universitas Leiden, Belanda.

Awan Smith
Awan Smith adalah Gumpalan awan raksasa yang mengandung gas hidrogen dalam volume sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada. Jika dilihat dari Bumi, lebar gumpalan awan tersebut sebanding dengan 30 kali lebar Bulan. Awan Smith membawa energi sangat besar berupa gas hidrogen yang cukup untuk membentuk jutaan bintang seukuran Matahari. Awan Smith merupakan gumpalan gas yang berukuran panjang mencapai 11.000 tahun cahaya dan lebar 2.500 tahun cahaya
Objek tersebut saat ini berada 40.000 tahun cahaya dari Bumi dan 8.000 tahun cahaya dari piringan Bimasakti. Objek yang pantas disebut kabut monster di ruang kosmos ini bergerak dengan kecepatan 240 kilometer perdetik dan diperkirakan menabrak piringan galaksi Bimasakti dengan kemiringan 45 derajat Tabrakan dahsyat yang diperkirakan terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api spektakuler di langit.

3. Tabrakan galaksi Andromeda.

Galaksi Andromeda.
Galaksi paling dekat dengan galaksi kita adalah Andromeda. Saat ini galaksi andromeda melayang mendekati bimasakti dengan kecepatan 300.000 mil per jam, 100 kali lebih cepat daripada peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi. Ketika bertabrakan, Andromeda akan mengubah galaksi bimasakti kita selamanya.
Perkiraannya; Galaksi Bima Sakti akan bertabrakan dengan Galaksi Andromeda yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari bumi. Cemas? Jangan dulu, karena terjadinya masih empat miliar tahun lagi.

Bagaimanapun juga, kiamat adalah misteri Sang Pencipta yang tidak bisa diprediksi begitu saja baik oleh seorang peramal ataupun ilmu pengetahuan.
source:http://aalmarusy.blogspot.com/2010/10/tanda-tanda-kiamat.html

http://www.koleksiweb.com/iptek/prediksi-kiamat-menurut-ilmu-astronomi.html

Kapan Kiamat Terjadi?

Kiamat adalah salah satu misteri ilahi yang terjaga kerahasiaannya. Dan saya yakin sampai sekarangpun tidak bisa diprediksi dan tidak bisa ditemukan dalam prespektif (pandangan) manapun.

Kembali pada pembahasan kitab-kitab tafsir dengan menganalisa pernyataan Sayyidina Abu Bakar Siddiq Ra. dalam mafatihul Ghaib dalam surah al-Baqarah itu dikatakan bahwa, di antara ilmu Allah itu ada ilmu yang diberikan kepada semua manusia, sehingga semua manusia tahu tentang ilmu Allah itu. Kemudian ada ilmu Allah yang diberikan hanya pada orang-orang Khawwas (ahli ma’rifat), sehingga kita tidak bisa mengetahuinya. Dan diantara ilmu Allah ada yang hanya diberikan pada para Nabi, sehingga kalangan awam dan khawwas pun tidak bisa mengetahuinya. Bagian terakhir (the last sharing) dari pembahasan Ilmu Allah itu ada ilmu yang ketiga golongan itu tidak diketahui sama sekali oleh mereka, kecuali Allah.

Dari sharing (pembagian) di atas, masalah kiamat ternyata masuk pada bagian yang terakhir (last sharing) yang para nabipun tidak mengetahuinya. Seperti hadist.

bainama nahnu juluusun ‘inda Rasulillahi itthola’a alaina rajulun sadidul bayadhis siyab sawaadus sa’ar layura alaihi atsarus safar la ya’rifu ahadun minna hatta yajlisa ilan nabi, ila akhirihi… ,

Sampai pada akhirnya ditanyakan sa’ah itu, jawabnya ma mas’ulun anhu bih a’lama minas saail? Ada deretan ayat yang tidak diketahui oleh manusia diantaranya dalam surat al-A’raf ayat 187:

yasalunaka anis sa’ah ayyana mursaaha, qul innama ‘ilmuha ‘inda rabbi layujalliha li waqtiha illa huwa, tsaqulat fissamawati wal ardi lata’tikum illa baghtatan, yasalunaka ka annaka hafiyyun anha qul innama ilmuha indallah walakinna aktsaranaasi laya’lamuun.

لا تأتيكم إلا بغتة يسألونك كأنك حفي عنها لا يجليها لوقتها إلا هو ثقلت في السماوات والأرض يسئلونك عن الساعة أيان مرساها قل إنما علمها عند ربي

Dalam ayat di atas secara tegas dikatakan bahwa kiamat itu adalah suatu persoalan yang ilmunya hanya dimiliki Allah, yang sedikitpun Allah tidak menampakkan pada manusia, layujalliha ditafsiri la yudzhiruha li waqtiha ai fi waqtiha illa huwa. Jadi tidak diberi tahukan waktu kapan kiamat itu terjadi, termasuk dalam ayat-ayat lain yang tadi disebutkan.

Nah, akan tetapi dibalik itu ada ilmu kiamat yang diberitahukan pada manusia, yang tidak diberitahukan pada manusia itu hanya ilmu tentang kapan kiamat itu terjadi, dan itu tidak mungkin terjadi diketahui oleh manusia.

Kalau dulu ada seorang yang dapat melakukan komunikasi dengan ruh orang sudah mati, yang bernama Ruh Erry yang dalam salah satu dialognya itu ditanyakan, “Kapan kiamat itu terjadi?” jawabnya kiamat itu terjadi pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999, ternyata setelah waktu itu lewat tidak terjadi apa apa.

Hanya saat itu orang Madura bertanya, “Bedhe napa pokol sanga bulan sanga tahun sangang poloh sangak”, kemudian nara sumber menjawab, “Segumpen napa sing bedhe ngak angak.” (Tidak terjadi apa-apa. Yang ada hanya yang hangat-hangat aja).

Dengan prediksi-prediksi yang semacam itu yang dilontarkan oleh seorang astronom tenteng kapan kiamat itu terjadi, maka hal itu tidak akan pernah ada buktinya. Beberapa praduga yang pernah dilontarkan oleh para ilmuwan itu pun juga tidak akan terjadi.

Ada memang skenario yang menyebutkan bahwa komet Levy Schumacher itu masuk pada daerah tata surya yang masuk ke daerah planet Yupiter, apabila meleset kemudian menghantam bumi dan semua kehidupan di bumi akan musnah. Prediksi-prediksi yang semacam ini sebetulnya tidak dapat kita benarkan, sama dengan halnya tentang masalah ruh yang termaktub dalam al-Quran yasalunaka an ruuh, quliirruh min amrirabby, wamaa utiitum minal ilmi illa qaliila. Ruh yang dimiliki manusia itu pun juga tidak akan pernah diprediksi kapan akan matinya. Walaupun sekarang dengan penelitian medis dapat diketahui kapan manusia itu akan mati, itupun sebetulnya tidak dapat diprediksi karena ada kesamaan gejala yang telah diketahui oleh dokter medis tersebut. Seperti pada kasus sel darahnya pecah, atau di saat ginjalnya tidak berjalan disebabkan ada kotoran naik ke otak dan mengganggu ke saraf. Jika dalam waktu sekian menit tidak tertolong, akan menyebabkan kematian. Hal itu bukan sebuah pengetahuan, hanya ada kesamaan-kesamaan gejala dan orang yang mengalami nasib yang serupa terjadi. Jadi orang yang menurut perhitungan medis itu akan meninggal, ternyata ada yang tidak mati. Dan orang yang tidak kita sangka itu akhirnya mati.

Apalagi kiamat yang terjadinya hanya satu kali, tidak dapat diprediksi kapan waktu kiamat itu terjadi. Tetapi ilmu Allah itu ada yang bisa diketahui oleh manusia, tentang kiamat. Bahwa kiamat itu dekat, memang sudah diinformasikan oleh Allah dalam beberapa ayat, bahwa kiamat itu dekat, diantaranya:

allahulladzi anzalla kitaba bil haq wal mizan wama yudriika la’alla sa’ata qorib (as-Syuro :17).

وما يدريك لعل الساعة قريب الله الذي أنزل الكتاب بالحق والميزان

Dan dalam ayat lain:

Yasaluka an-Nasu anissa’ah kul innama ilmuha indallahi wamayudriika la’alla sa’ata takunu qoriba (al-Ahzab : 63).

Jadi semuanya menunjukkan bahwa kiamat itu sudah dekat termasuk ayat: azifatil azifah dalam surat an-Najam ayat 57. Bahwa terjadinya kiamat itu adalah ilmu Allah yang diberitahukan pada kita bahwa kiamat itu dekat, hanya itu saja informasi yang diberikan.Kapan dekatnya adalah sesuatu yang tidak kita ketahui, karena Allah tidak akan menampakkan, sebagaimana yang disebutkan :

الله الذي أنزل الكتاب بالحق والميزان وما يدريك لعل الساعة قريب الله وما يدريك لعل الساعة تكون قريبا ]يسألك الناس عن الساعة قل إنما علمها عند

Artinya semua ayat diatas menunjukkan bahwa kiamat itu dekat, hanya kapan itu waktunya itu merupakan rahasia Allah, karenanya tadi disebutkan bahwa kiamat itu la yujalliha liwaqtiha. Sedangkan Imam al Qurthubi dalam kitab al-Jami’ fi ahkamil qur’an ayat azifatil azifah (an-Najm : 57) ditafsirkan sebagai qoribatussa’ah wa zannatil qiyamah wa sammaha azifah liqoriibin qiyamuha ‘indallahi, kama qoola yarounahu ba’iiidan wa naroohu qoriiiba. Ini adalah ilmu Allah yang menandakan bahwa kiamat itu telah dekat, termasuk ilmu Allah yang diperlihatkan kepada manusia adalah tentang amaarotus sa’ah, tanda-tanda kiamat mana saja yang telah kita kenal seperti dalam kitab-kitab bahwa tanda kiamat itu.

Termasuk pembuktian dari dekatnya kiamat itu, apa yang dilakukan oleh astronom untuk melihat gejala-gejala alam yang akhirnya dapat menambah keimanan dan keyakinan mereka tentang kiamat. Bahwa kiamat itu pasti terjadi, akan tetapi apapun yang mereka simpulkan dari hasil temuan-temuan itu, tidak akan pernah terjadi. Karena kiamat itu ilmu yang oleh Allah tidak pernah dibuka pada makhluk, mengantarkan saya untuk menyimpulkan bahwa sampai akhir nanti tidak akan ada orang yang tahu kapan kiamat itu terjadi. Kalau pun bisa hanya sebatas melihat gejala alam yang terjadi, hal ini pun syarat dengan pertentangan teori-teori yang berkembang saat ini.

Kajian astronomi dalam kaca mata al-Quran

Adapun teori-teori yang bisa kita terima sebagai hasil pengembangan para astronom, antara lain ditabraknya bumi oleh benda antariksa seperti asteroida atau komet yang cukup besar. Andai kata benda antariksa itu ukurannya tidak kurang dari 10km dan menabrak dengan kelajuan 30km per menit, maka ada bola api yang timbul karena gesekan turbulensi (putaran benda) pada atsmosfer akan merusak lapisan ozon serta menimbulkan suhu 500° celsius serta belahan bumi yang tertimpa jika jatuh di sebuah samudera, maka gelombang air pada jarak 1000km pada titik cebur, tingginya 500km sehingga lautan raksasa itu akan meluap dan membanjiri daratan ini. Prediksi ilmuwan semacam ini, ada kalau kita kaji di dalam al-Quran sebelum ilmuan melakukan pengkajian. Cuma anehnya golongan kita (santri) malas untuk melakukan penelitian seperti itu, akhirnya penelitian itu diambil orang di luar Islam.

Pengkajian (istiqro’) Imam Syafi’i tentang zamanil haidi, itu aksarul haid gholibuhu (paling banyak terjadinya haid) termasuk aqolluhu, itukan telah dilakukan beliau pada 1300 tahun yang lalu pada nisa’ul arab waktu itu. Tetapi upaya penelitian yang dilakukan Imam Syafi’i berhenti begitu saja pada zaman kita, dan menghasilkan proses pengambilan hukum yang tidak pernah diambil metodenya oleh kaum muslimin. Sehingga barat tahu bahwa keberhasilan sesuatu diambil cara yang pernah dilakukan Imam Syafi’i melalui observasi (pengamatan) langsung pada obyek benda.

Maka ketika para astronom meramalkan akan terjadinya luapan air yang ada di samudra yang mencapai ketinggian 500 m itu, juga dikaji oleh al-Quran, yang sayangnya kita tidak menyentuhnya sama sekali. Al-Quran mengatakan waidzal biharu fujjirot, di sini beberapa tafsir yang sempat saya baca di dalam ayat ini dikatakan bahwa asal fujjirot itu adalah lautan yang asalnya terpecah-pecah itu menjadi satu karena masing-masing lautan itu meluap karena adanya dentuman yang cukup kuat, sehingga laut itu menjadi satu . Kalau keadaan bumi sudah sedemikian terjadinya, maka bumi itu telah ditelan oleh air diterangkan dalam tafsir ai fajaro ba’duha liba’din fashoro biharon wahidan.

Fenomena tersebut tidak berhenti disitu saja, para astronom mengantisipasi dengan skenario yang kedua, yaitu apabila asteorid atau komet terbentur benua, maka tiupan angin pada jarak 2000 km dari titik bentur, dengan kelajuan sekitar 2500 km/jam dan ledakan yang sangat dahsyat terjadi, mengakibatkan berhamburannya di udara yang bukan main hebatnya. Akibat dari fenomena itu akan menggelapkan langit sehingga menghalangi cahaya matahari dan bulan, keduanya akan nampak pudar. Juga akan terjadi gelombang setinggi 10km yang melajur di arah bumi. Gejala ini juga merupakan kiamat yang dalam al-Quran surat al-Qiyamah disebutkan: wakasyafal qomar yang diartikan bahwa bulan itu nantinya akan kehilangan cahayanya (dhahaba dhou’uhu). Kehilangan yang dimaksud adalah dalam konteks dunia bisa kembali lagi setelah pergi, tetapi dalam konteks dzahaba dhou’uhu fil akhiroh fainnahu la ya’udu dhouhu itu kalau dalam perspektif akhirat menjadi fayuhtamalu ayyakuna bima’na ghoba, maka kalimat wakasafal qomar itu ditafsiri dalam konteks kiamat karena bulan tidak akan kembali lagi sinarnya.

Pernyataan itu sudah ditemukan oleh astronom bahwa sinar matahari itu yang menurut teori itu munculnya, dikarenakan ada semacam energi yang ada di dalam matahari, ternyata energi itu semakin hari-semakin menipis dibuktikan karena adanya titik hitam yang ditemukan pada permukaaan matahari. Walaupun ada teori lain yang mengatakan bahwa titik hitam itu bisa saja suatu hari akan hilang dan mengembang kemudian mengempis lagi (ekspansi). Hal ini menunjukkan bahwa kiamat itu masih lama, akan tetapi teori yang mengatakan titik hitam itu sebagai bukti bahwa berkurangnya energi itu pada matahari, maka yang pantas suatu saat energi itu akan menghilang sama sekali. Akhirnya matahari akan kehilangan cahayanya. Pada saat itu kehidupan akan menjadi hilang, begitu menurut teori ahli astronomi karena sudah tidak mendapatkan kiriman dari matahari yang menyebabkan kematian seluruh tumbuh-tumbuhan. Diikuti seluruh makhluk yang rantai makanannya berasal dari tumbuhan termasuk hewan dan manusia. Begitu juga bulan yang sinarnya merupakan pantulan dari matahari sendiri dengan intensitas seperenam miliar dari sinar yang dimiliki matahari.

Ini adalah skenario-skenario yang dicoba dimunculkan oleh para astronom. Ini bisa saja terjadi walaupun hal ini untuk membuktikan terjadinya kiamat itu tidak bisa, sebab kiamat itu terjadinya sebagaimana yang disampaikan waj’il auqood itu wain hiya illa kalamhin bashor. Bahwa kiamat itu dikatakan walillahi ghoibus syamawati wal ardhi wama amrussaati illa kalamhil basor, redaksi ayat kalamhil basor itu disebutkan dengan maksud kalamhil basor itu kan datangnya adalah baghtah (datangnya sangat cepat sekali) juga ada yang mengatakan bahwa apa yang di maksud kalamhil basor itu sebuah ungkapan adanya kedekatan. kalamhil basor itu maksudnya adalah dekat, jadi kedekatannya kiamat dengan keadaan ayat itu di munculkan dan merujuk pada arti waqila hua tamsilul lil qurbi. Al Qurtubi dalam kitabnya memberikan tafsir bahwa tamsilul lil qurbi itu suatu prediksi akan dekatnya terjadinya kiamat.

Ada lagi skenario yang bisa juga diterima di sini ada dukungan di dalam ayat Al Quran yang di katakan bahwa gebrakan yang ditimbulkan pada kerak bumi oleh benda antariksa yang jatuh itu akan terasa getaranya sebagai gempa yang dahsyat sebagaimana juga tercantum juga dalam Al Quran ayat 1 Surat Al Zalzalah yang mengatakan idza zulzilatil ardlu zilzalaha. Dengan demikian sebagai contoh riil dapat di kemukakan disini misalnya, apa yang terjadi di Siberia tahun 1908 ketika komet ENKE yang ukuranya hanya 1 km dan beratnya sekitar 3.5 ton menimpa permukaan dengan laju 40 m perdetik atau permenit terus berputar sekitar 30 derajat dan dia meledak dengan kekuatan skala 30 richter atau 2500 ton atom. Sedangkan korban yang disebutkan dalam berita yang di munculkan pada saat itu, korban yang meninggal sekitar 3.250.000 orang. Artinya prediksi-prediksi tentang terjadinya kiamat yang di munculkan oleh Al Quran pasti akan terjadi.

Sumber dari skenario-skenario itu bersumber dari ayat Allah. Di mana embrio (cikal bakal) itu sudah terjadi, jadi ayat zulzilatil ardlu zilzalaha, telah terbukti sekarang dengan adanya gempa bumi yang tidak pernah berhenti dan frekuensi terjadinya gempa semakin lama, semakin cepat. Pada tahun 1912 sampai 1939 itu pernah di teliti oleh para ahli gempa di Amerika terjadi gempa itu seratus kali pertahun, jadi pernah setahun tidak ada gempa, jadi pernah setahun itu dua atau tiga dalam setahun sehingga rata-rata setahun sekali. Akan tetapi kalau penelitian itu di lakukan sekarang maka sudah tidak berlaku lagi, karena gempa itu bisa menjadi puluhan kali rata-ratanya, jadi frekuensi gempa yang semakin banyak dan itu di prediksi akan terus berkembang semakin banyak. Jadi dari beberapa penjelasan ini jelas sudah, bahwasanya kiamat itu pasti terjadi ditinjau dari sudut manapun, terlepas dari adanya pernyataan yang masih menyatakan kiamat itu tidak terjadi, dengan menggunakan teori mengempis dan mengembang yang memprediksi bumi ini akan terus bisa bertahan. Tetapi menurut informasi Al-Qur’an itu sudah ada pembuktian dari berbagai pertemuan para ahli sains, bahwa kiamat itu akan terjadi. Dibalik keyakinan akan terjadinya kiamat adalah suatu yang sangat kronis.

Kiamat global: Kembali ke titik singularitas

Ketika ada orang meramalkan kapan kiamat itu terjadi, maka berarti kalau dia mengetahui kapan terjadinya kiamat. Maka sama saja dia memposisikan diri lebih baik dari Nabi dan Malaikat. Sebab Nabi dan Malaikat Jibril yang mendapat informasi langsung dari Allah pun tidak tahu kapan kiamat itu terjadi. Kiamat yang terjadi pada saat itu adalah kiamat global yang artinya hancurnya bumi dan langit. Tetapi eksistensi alam itu masih ada, jadi eksistensi alam dan ruh manusia itu ada karena didalam Al-Qur’an kita menemukan beberapa ayat yang menyatakan surga dan neraka itu ada di dunia ini. Jadi eksistensinya itu ada sampai kapan pun, selanjutnya terjadilah kiamat universal. Kapan kiamat universal itu akan terjadi dimana pada saat kiamat universal maka semuanya akan menciut pada titik singularitas bagaimana proses alam itu diciptakan pertama kali. Jadi alam akan diciptakan dari titik singularitas (dari titik terkecil), kemudian mengalami dentuman dan mengembang menjadi alam semacam ini (sebagaimana diredaksikan dalam al-Quran: kanata rotqon fafataqna huma. Walaupun masih ada perbedaan antara para filosof Yunani dengan filosof Muslim juga para Mufasir yang memahami ayat Al-Qur’an tentang adanya teori dentuman itu (big bang/the expanse universe). Tetapi ada pemahaman yang sama bahwa disitu akan kembali pada titik singularitas. Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang terjadi setelah alam seisinya itu kembali pada titik singularitas? maka hal itu adalah urusan Allah. Kalau sebagian mufassir menyampaikan redaksi yang berbeda masalah

سلام عليكم طبتم فادخلوها خالدين [39.73]

Pada pembahasan khilaf lain sebab Allah sifatnya Baqo’

والآخرة خير وأبقى [87.17]

yang berarti Allah itu kekal selama-lamanya, akan tetapi ciptaan Allah yang termasuk Surga dan Neraka itu namanya Kholid yang artinya kekal. Akan tetapi kekalnya itu sampai batasan tertentu, hanya Allah yang maha mengetahui. Jadi Kholidina fiihaa itu banyak yang memahami bahwa kekalan itu sampai pada batasan Allah yang Maha Mengetahui. Jadi kekal pada prospek hukum Allah. Karena tidak mungkin adanya kekal sama dengan kekalnya Allah. Tapi Anda jangan bertanya kalau itu betul-betul nanti akan menciut setelah itu, bukan wilayah pembahasan kita. Saya yakin Anda tidak akan pernah menemukan jawabannya. Jadi Anda kalau ingin tahu, tanya sendiri kepada Allah. (Baca juga: Kiamat dalam Perspektif al-Qur’an dan Sains)

Penulis: Sayyid Hadi al Habsy

http://pesantren.or.id.42303.masterweb.net/dalwa.bangil/cgi-bin/dalwa.cgi/al_bashiroh/tafsir/02-aug05.single

Astronomi secara umumnya adalah ilmu berkenaan kaji bintang. Ilmu ini merangkumi pemerhatian mahupun penjelasan berkaitan perkara yang berlaku di luar bumi dan atmosfera bumi. Ilmu astronomi boleh juga diertikan dengan ilmu falak. 

Mengikut Dictionary of Astronomy (Illingworth, 1979) maksud astronomi ialah kajian cerapan dan teoretis mengenai objek-objek samawi, ruang-ruang di antaranya dan tentang alam semesta secara keseluruhannya. Di bawahnya, secara tradisi, ialah astrometri (atau astronomi posisi) dan mekanik samawi. Ilmu falak pula secara tradisi, lebih tertumpu kepada astrometri iaitu kajian tentang posisi objek samawi di atas sfera samawi dan pergerakannya dengan perjalanan masa. Perkembangan ilmu astronomi seharusnya sejajar dengan perkembangan ilmu falak kerana maksud dan permulaan keduanya hampir sama[1].

Kepelbagaian langit dan bumi 

“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?”
[Qaaf:6]

Langit dijadikan tanpa tiang yang menyangga

“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
[Ar-Ra’d:2]

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
[Luqman:10]

“Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
[An-Nazi’at:28]

“Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan).”
[Ar-Rahmaan:7]

Keseimbangan dan kejadian yang mengagumkan

“Katakanlah: “Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya ‘Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?”
[Al-Mu’minuun:86-88]

“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
[Ar-Rahmaan:5]

Tujuan pergerakan matahari dan bulan

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
[Al-An’am:96]

Tujuan kejadian bintang

Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui.”
[Al-An’am:97]

Allah menegaskan timbulnya rasa takut dalam diri manusia apabila meneliti kejadian langit dan bumi

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[1258] yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah.
[Faathir:28]

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.”
[Ar-Ruum:23]

Pergerakan benda samawi yang teratur

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[1267]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[1267] Maksudnya: bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, Kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, Kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.
[Yaasiin:38-40]

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa.”
[669] Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
[Yunus:5-6]

Sifat matahari dan bulan

“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”
[Al-Furqaan:61]

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
[Nuh:15-16]

Sistem matahari dan pergerakannya

“Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
[Al-Anbiyaa’:33]

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
[Yaasiin:40]

Semua benda samawi tertakluk di bawah penguasaan Allah Taala

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas ‘Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
[548] bersemayam di atas ‘Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[Al-A’raaff:54]

“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
[Luqman:29]

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
[Az-Zumar:5]

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.”
[Yaasiin :37]

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
[Al-An’am:59]

“ Katakanlah: “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu?”

[Al-Hujuraat:16]

Jarak ruang angkasa yang amat luas

Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada kami (di hari kiamat) dia berkata: “Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyrik dan maghrib, Maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)”.
[Az-Zukhruf:38]

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan yang memiliki timur dan barat, Sesungguhnya kami benar-benar Maha Kuasa.”
[Al-Ma’aarij:40]

“Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442]”
[1442] dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.
[Ar-Rahmaan:17]

Kemungkinan manusia untuk menakluk dan melampaui batas-batas alam

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
[Ar-Rahmaan:33]

Kepelbagaian dan kejadian ilmu astronomi yang disebutkan di dalam al-Quran ini adalah manifestasi kepada kekuasaan serta keagungan Yang Maha Mencipta. Al-Quran bukanlah kitab astronomi. Kerana itulah kewujudan bintang-bintang hanya diceritakan secara umum dan tidak diceritakan secara khusus tempat atau kedudukan bintang tersebut. Fakta-fakta astronomi dihuraikan di dalam Al-Quran dengan cara yang tersendiri agar manusia lebih memahami tanda-tanda kebesaranNya.

http://ulum-ulama.blogspot.com/2008/12/ilmu-astronomi-di-dalam-al-quran.html

Zodiak dalam Astronomi

Posted: March 14, 2011 in Astr0n0miku

Awal tahun 2011 tampaknya berita tentang “perubahan zodiak” menjadi perhatian banyak orang.  Yang menjadi pusat perhatian adalah bagian “perubahan zodiak” yang terkait tanggal kelahiran atau yang terkait ramal-meramal nasib ala astrologi.

Lantas bagaimana dengan astronomi? Perubahan zodiak yang katanya menjadi kejutan di awal 2011 ini bukanlah merupakan sebuah kejutan. Berita tersebut sudah berulang kali muncul dengan isu keberadaan Ophiuchus sebagai “zodiak ke-13”, dan yang kemudian menjadi perbincangan hangat apakah “zodiak” seseorang berubah atau tidak. Dan para astronom pun dipertanyakan pendapatnya mengapa bisa terjadi perubahan zodiak dan apa kaitannya dengan zodiak astrologi yang dikenal selama ini.

Pada kenyataannya tidak ada hubungannya antara “perubahan” itu dengan astrologi dan ramal meramal. Tapi untuk itu mari sejenak kita coba mengenal apa itu zodiak.

Apakah zodiak berubah? Yuk, simak sejenak tentang zodiak ala astronomi.

Sejarah Zodiak

Zodiak berasal dari bahasa Yunani zoidiakos yang artinya tanda hewan kecil. Dalam bahasa latin kata ini menjadi zodiacus. Zodiak sendiri diartikan sebagai area rasi bintang yang tampak dari bumi dilintasi oleh matahari setiap tahunnya.

Zodiak klasik yang dibagi menjadi 12 rasi.

Di masa lalu, para pengamat langit seringkali membuat garis imajiner antara bintang-bintang yang kemudian membentuk sebuat rasi bintang yang memiliki gambaran tertentu misalnya singa untuk rasi Leo. Nah, mereka tidak hanya mengelompokkan bintang-bintang menjadi satu rasi tapi juga membagi ekliptika (area yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya) menjadi 12 area dengan besaran yang sama yakni 30 derajat.

Kedua belas area itu kemudian diisi masing-masing oleh satu rasi bintang yang kemudian dikenal sebagai Konstelasi Zodiak.  Jika Matahari bergerak dengan kecepatan yang sama maka ia akan memasuki rasi yang baru setiap 30 hari sehingga bisa dikatakan Matahari akan berada di setiap rasi selama 30 hari atau satu konstelasi untuk 1 bulan dimulai dengan posisi Matahari di Vernal Equinox, yang pada masa itu merupakan saat Matahari berada di rasi Aries.  Ke-12 rasi itu adalah : Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Pembagian area ini mempermudah pekerjaan para pengamat langit untuk mencatat posisi Matahari, Bulan dan planet  dengan adanya titik acuan yakni bintang-bintang. Dan sistem ini menjadi sistem koordinat langit pertama yang dibuat dan kemudian berkembang menjadi sistem koordinat yang kita kenal saat ini (sistem koordinat equatorial).

Pembagian ini pertama kali  dibuat oleh bangsa Babilonia pada masa awal / pertengahan milenium pertama sebelum Masehi (626 SM – 539 SM). Zodiak tersebut juga berasal dari modifikasi katalog MUL.APIN yang berisikan 200 pengamatan astronomi termasuk di dalamnya pengukuran yang terkait beberapa konstelasi. Sistem katalog MUL.APIN ini diyakini dibuat dikisaran tahun 1370 SM namun ada juga sumber yang menyebutkan pada circa 1830 SM.

Katalog bintang Babilonia ini kemudian masuk dalam astronomi Yunani di abad ke-4 SM dan kemudian digunakan oleh bangsa Roma. Penggambaran zodiak ini kemudian muncul dalam Al Magest Star Catalogue (130 – 170 AD) yang disusun oleh Ptolomy dari Alexandria dalam menggambarkan teori geosentrisnya.

Konstelasi Modern
Dalam perkembangan astronomi, di awal abad ke-20 para astronom melihat perlu adanya sebuah ketetapan dan batasan dari konstelasi yang resmi untuk digunakan oleh para astronom di seluruh dunia, mengingat penafsiran akan konstelasi itu berbeda dari tiap negara maupun tiap budaya yang ada di dunia. Alasan lainnya adalah untuk mempermudah penamaan bintang variabel baru yang tidak bersinar dengan kecerlangan yang tetap. Bintang seperti ini dinamakan berdasarkan rasi tempat ia berada. Karena itu penting untuk memiliki satu konstelasi yang disetujui oleh semua pihak.

Zodiak dalam astronomi yang ditetapkan oleh IAU. Kredit : astronomy.swin.edu

Tahun 1930, IAU membagi langit berdasarkan 88 konstelasi modern yang dikenal hingga kini. Dalam pembagian itu, IAU juga meresmikan batas-batas setiap konstelasi untuk menghindari adanya sengketa wilayah antara satu rasi dengan rasi lainnya.

 

Cincin Zodiak berdasarkan pembatasan dari IAU. kredit : google image

Dari ke-88 konstelasi tersebut 48 konstelasi diantaranya dicatat pada buku ke-7 dan ke-8 Claudius Ptolemy yakni Al Magest, meskipun asal muasal rasi-rasi tersebut masih belum diketahui dengan pasti. Diyakini penggambaran yang dibuat Ptolemy dipengaruhi oleh pekerjaan Eudoxus dari Knidos pada kisaran 350 SM.

Di antara abad ke-16 dan 17 Masehi, astronom Eropa dan kartografer langit menambahkan lagi konstelasi baru pada 48 konstelasi yang sudah dibuat Ptolemy sebelumnya. Konstelasi baru ini merupakan “temuan baru” yang dibuat oleh orang-orang eropa yang menjelajah bumi belahan selatan.

Johann Bayer pada abad ke-16 dalam atlas bintang, Uranometria menambahkan 12 konstelasi yang ia kumpulkan dari berbagai sumber. Di tahun 1624, Jacob Bartsch menambahkan 3 konstelasi kemudian di akhir abad ke-17 Johannes Hevelius menambahkan 7 konstelasi Baru dan pada akhirnya di circa 1750, Nicolas Louis de Lacaille menemukan 14 konstelasi di belahan langit selatan.

Ophiuchus dalam Konstelasi Modern

Rasi Ophiuchus, si pembawa ular. kredit : Urania’s Mirror 1825

Dalam pemetaan konstelasi modern tersebut, istilah zodiak masih tetap digunakan untuk rasi bintang yang berada di ekliptika. Yang sedikit berbeda, setelah IAU melakukan pembatasan wilayah setiap rasi, maka setiap rasi ternyata tidak menghuni luas wilayah yang sama. Dan ini yang terjadi dengan wilayah setiap rasi di zodiak.

Jika dahulu bangsa Babilonia mempermudah pembagian dengan membagi masing-masing wilayah menjadi 30 derajat maka hasil bagi wilayah berdasarkan “keberadaan setiap rasi bintang di zodiak” menunjukkan kalau luas wilayahnya tidaklah sama untuk setiap konstelasi. Dengan demikian rasi yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya itu meliputi 13 rasi yakni Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Ophiuchus, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.

Pada konstelasi modern inilah Ophiuchus kemudian muncul sebagai salah satu rasi dalam area yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya. Diketahui juga, keberadaan Matahari di rasi Ophiuchus ini 18,4 hari atau lebih lama dari keberadaan Matahari di Scorpio yang hanya 8,4 hari.  Rasi inilah yang kemudian digadang sebagai rasi ke-13. Apakah ini berarti Ophiuchus adalah rasi baru ?

Ophiuchus bukanlah “rasi baru” yang baru masuk dalam deretan konstelasi modern.

Rasi Ophiuchus sudah dikenal dalam pemetaan konstelasi sejak Yunani kuno dan digambarkan dalam konstelasi Ptolemy sebagai “Pemegang Ular” atau “The Serpent Bearer” di Al Magest Star Calogue. Konstelasi ini juga dipetakan dalam Farnese Globe, kopi atlas circa abad ke-2 SM.  Dalam Al Magest, Ptolemy juga mengidentifikasi rasi ini sebagai salah satu rasi yang dilintasi Matahari namun tidak diperhitungkan ke dalam zodiak.

Di masa lalu ketika tanda rasi ini dibuat dan dipetakan, ekliptika dibagi menjadi 12 area dengan batasan 30 derajat untuk masing-masing rasi di setiap 30 hari selama 1 tahun peredaran Matahari dari titik Aries dan kembali ke titik Aries (Vernal Equinox) di tahun berikutnya. Pada kenyataannya setiap rasi tidaklah memiliki luas area yang sama. Namun ini baru diketahui kemudian di tahun 1930 saat IAU menetapkan batas-batas wilayah rasi. Nah pada masa itu, diperkirakan Ophiuchus walau diketahui keberadaannya namun rasi ini bukanlah rasi yang cerlang dibanding Scorpius yang memang merupakan rasi yang terang dan mudah dikenali.

Tanggal Zodiak Berubah ?

Presesi sumbu rotasi Bumi. kredit : University of Hong Kong Dept of Physics

Bumi berotasi pada porosnya. Ketika berputar, sumbu rotasi Bumi akan berperilaku mirip gasing yang bergeser sedikit demi sedikit. Gerak perputaran sumbu rotasi Bumi ini memiliki periode 25765 tahun. Karena perubahan yang sangat lambat dalam hal orientasi dengan bintang, posisi Matahari di langit pada Vernal Equinox bergeser perlahan ke barat yang artinya juga bergeser dari penanggalan. Inilah yang disebut efek presesi equinox. Laju pergeseran itu 1 hari setiap 71 tahun.

Pada tahun 2011 ketika vernal equinox terjadi pada tanggal 21 Maret, posisi Matahari tampak berada di rasi Pisces di dekat perbatasan Aquarius. Berbeda dengan saat pertama kali konstelasi zodiak dipetakan pada kisaran tahun 1370 SM, pada masa itu vernal equinox terjadi ketika Matahari masih berada di rasi aries. Dan di tahun 10000 nanti, Matahari pada tanggal 21 Maret akan tampak berada di rasi Scorpius. Matahari akan kembali tampak berada di Aries dalam kisaran 23000 tahun lagi.

Presesi sumbu rotasi Bumi inilah yang menyebabkan terjadinya pergeseran waktu Matahari berada pada rasi tertentu.

Pergeseran Matahari di Rasi Bintang yang ia lalui dalam siklus tahunannya pada tanggal yang sama yakni 21 Maret untuk circa 2500 SM Matahari di Aries, circa 1370 SM Matahari masih di Aries dekat perbatasan Pisces, 2011 Matahari di Pisces dan thn 10000 Matahari tampak di Scorpius. Kredit : Stellarium

Zodiak dalam Astrologi
Nah, untuk kaitan dengan astrologi, acuan yang digunakan berbeda karena basis yang digunakan adalah tropical zodiak yang membagi langit menjadi 12 bagian yang dihuni masing-masing rasi. Tropic disini berasal dari bahasa Yunani yang artinya titik balik. Dan pada dasarnya mengacu pada titik ketika Matahari terbit dan terbenam dan tampak akan berbalik dan bergerak ke utara di Bumi belahan utara atau ke arah selatan di Bumi belahan selatan di sepanjang horison setelah Winter Solstice atau ke arah sebaliknya setelah Summer Solstice.

Para astrolog ini bukannya tidak tahu mengenai keberadaan rasi Ophuchus namun pemahaman mereka berbeda dari astronomi yang menggunakan basis data pengamatan sebagai acuan. Selain itu berdasarkan pemahaman mereka pergeseran Matahari akibat presesi equinox juga tidak relevan. Karena itu zodiak dalam astrologi tetap 12 dan rentang waktunya juga tidak berubah.

Yang pasti tidak pernah ada hubungan apapun antara rasi bintang dengan nasib seseorang. Tapi penampakan rasi bintang di langit pada waktu tertentu memang bisa terkait dengan pola kehidupan masyarakat baik dalam kehidupan agraris yang bercocok tanam maupun dalam kehidupan maritim.

Tabel Zodiak untuk Zodiak Astronomi dan Astrologi. Jangan mencampuradukan astronomi dan astrologi!

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Zodiak dalam Astronomi